riuhmedia.id. Luwu — PT Masmindo Dwi Area (MDA) menegaskan tidak memiliki hubungan kerja sama maupun rencana kolaborasi apa pun dengan perusahaan tambang global Freeport-McMoRan. Klarifikasi ini disampaikan menyusul beredarnya pemberitaan di media massa yang mengaitkan MDA dengan Freeport.
Dalam keterangan resminya, MDA menyatakan bahwa pihaknya merasa perlu meluruskan informasi tersebut untuk menghindari kesalahpahaman di tengah masyarakat.
“Perlu ditegaskan bahwa MDA tidak memiliki hubungan kerja sama atau rencana kerja sama dengan Freeport-McMoRan dalam bentuk apa pun,” tulis MDA dalam siaran pers tertanggal 19 April 2025.
Perusahaan ini menegaskan bahwa MDA merupakan perusahaan nasional yang seluruh sahamnya dimiliki oleh PT Indika Energy Tbk, sebuah korporasi Indonesia.
Saat ini, MDA tengah mengembangkan Proyek Awak Mas di wilayah Latimojong, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan. Dalam pengembangannya, MDA menggandeng dua rekanan utama, yaitu PT Petrosea Tbk dan PT Macmahon Indonesia. Keduanya turut melibatkan berbagai perusahaan dan pengusaha lokal dalam mendukung kegiatan operasional.
Beberapa mitra lokal yang disebutkan antara lain PT Puma Jaya Utama, PT Alonzo Trimulya, PT Piranti Jagad Raya, PT Oumar Dwi Selaras, CV Belia Persada, hingga PT Belopa Trans Utama. Kolaborasi ini dijalankan melalui skema kemitraan di berbagai bidang usaha.
Kepala Teknik Tambang MDA, Mustafa Ibrahim, menegaskan bahwa pengelolaan Proyek Awak Mas dilakukan sepenuhnya oleh MDA bersama mitra nasional dan lokal.
“Kami berkomitmen menjalankan seluruh kegiatan operasional dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan, keselamatan, dan pemberdayaan masyarakat lokal, serta memastikan seluruh proses berjalan sesuai regulasi di industri pertambangan,” ujarnya.
MDA juga menjelaskan bahwa sejak tahap awal proyek, mereka telah aktif melibatkan masyarakat lokal. Bentuk keterlibatan itu tak hanya melalui kemitraan usaha, tetapi juga melalui program-program pemberdayaan seperti pelatihan, pembentukan koperasi, dan dukungan pengembangan ekonomi desa.
Meskipun proyek Awak Mas belum memasuki tahap produksi, interaksi dan kerja sama dengan masyarakat sudah menjadi bagian dari operasional harian perusahaan. MDA menyatakan bahwa keterlibatan ini akan semakin diperkuat saat memasuki masa produksi.
Sebagai penutup, MDA menegaskan bahwa pihaknya akan terus menjaga dan meminimalkan dampak sosial serta lingkungan dari kegiatan penambangan. Seluruh operasional akan dijalankan dengan prinsip pertambangan berkelanjutan dan kepatuhan penuh terhadap regulasi yang berlaku di Indonesia.