Makassar, 10 Maret 2025, riuhmedia.com – Harga jual hasil panen jagung di Sulawesi Selatan kembali menjadi sorotan. Meskipun pemerintah telah menetapkan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp5.500 per kilogram untuk jagung dan Rp6.500 per kilogram untuk gabah kering panen (GKP) melalui Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 14 dan 18 Tahun 2025, petani di Jeneponto mengaku masih mengalami anjloknya harga di tingkat lapangan.
Ketua Bidang Pertanian Badko Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sulawesi Selatan, Aswan Baharudin, menyambut baik kebijakan pemerintah dalam menetapkan HPP. Namun, ia menyoroti fakta di lapangan yang menunjukkan harga jagung hanya berada di kisaran Rp3.200–3.400 per kilogram.
“Kami mengapresiasi langkah pemerintah dalam melindungi petani dan mempercepat swasembada pangan. Namun, faktanya masih ada permainan harga yang merugikan petani. Ini harus segera diselesaikan,” tegas Aswan, yang akrab disapa Wawan.
Petani Mengeluh, Harga Jauh dari Harapan
Salah satu petani jagung di Kelurahan Manjangkoe, Ali, mengungkapkan bahwa hasil panennya harus dijual dengan harga yang jauh dari HPP.
“Saya menanam sekitar 9 kg bibit dan menghasilkan 2,2 ton jagung setelah dikeringkan selama lima hari. Tapi saat dijual, harganya hanya Rp3.300 per kilogram. Ini jauh dari harapan,” keluh Ali.
Keluhan serupa juga datang dari kelompok tani lainnya di Jeneponto, yang mengaku kesulitan mendapatkan harga jual yang layak meskipun biaya produksi terus meningkat.
Desakan HMI: Tindak Tegas Pemain Harga
Menanggapi situasi ini, Wawan menegaskan bahwa Badko HMI Sulsel Bidang Pertanian akan mengawal persoalan ini hingga tuntas. Ia mendesak Perum Bulog Kanwil Sulselbar dan aparat penegak hukum (APH) untuk bertindak tegas terhadap pihak-pihak yang diduga mempermainkan harga di tingkat petani.
“Kami tidak akan tinggal diam. Jika ada pihak yang mencoba bermain-main dengan harga, sejalan dengan instruksi Presiden Prabowo, maka harus ditindak, sebesar apa pun usaha penggilingan padi atau gudang jagung yang terlibat,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa momentum panen raya saat ini adalah ujian bagi pemerintah dan aparat dalam menindak spekulan yang tidak mematuhi aturan.
“Kami menantang Bulog dan APH untuk segera turun tangan dan memastikan petani mendapatkan harga yang sesuai dengan HPP. Jangan sampai ada permainan harga yang semakin menekan petani,” tutupnya.
Dengan kondisi harga yang masih jauh dari HPP, langkah tegas dari pemerintah dan aparat menjadi sangat dinantikan oleh para petani di Sulawesi Selatan.